Prabowo dengan latar belakang militernya selalu berusaha menampilkan citra kegagahan dan ketegasan seperti yang baru-baru ini ditampilkannya saat kampanye Gerindra di Gelora Bung Karno. Turun dari helikopter lalu menunggangi kuda seharga 3 milyar memang terlihat gagah, mewah dan ideal mewakili citra militer itu sendiri.
Sementara itu, Jokowi dengan latar belakang Sipilnya selalu terlihat sederhana, dengan baju kemeja yang dikeluarkan dibagian bawah dan digulung dibagian lengannya, berjalan kaki, tak ada kesan kemewahan seorang pemimpin padanya.
Yang menarik hati saya adalah saat memperhatikan wajah-wajah disekitar prabowo yang menatapnya dengan berbagai ekspresi seperti dlm gambar. Ada yang seolah melongo, ada yang tegang, segan dan berbagai ekspresi lainnya yang secara keseluruhan memperlihatkan suasana kemiliteran. Militer dinegeri ini bagaimanapun memang telah memberikan berbagai sugesti terhadap alam bawah sadar rakyat. Sebagaimana jika anda berhadapan langsung dengan para petinggi Militer, ada rasa segan, hormat bahkan takut-takut, dan itu adalah hal yang wajar mengingat sejarah militer dinegeri ini memang telah memberikan "trauma" yang berkepanjangan, terlebih jika mengingat kasus-kasus yang terkait dengan masa lalu Prabowo. Maka wajar jika tidak ada kesan dari wajah-wajah tersebut yang hangat, tulus, penuh senyum dan tawa...Trauma masa lalu itulah penyebabnya.
Akhirnya, memang perbedaan keduanya begitu mencolok, bagai langit dengan bumi. Prabowo yang terlihat gagah saat menunggang kuda seharga 3 milyar, kaya raya, berdarah ningrat, pensiunan Jendral, pernah jadi menantu diktator militer bernama Soeharto, Prabowo ibarat langit yang tinggi, jauh dari imajinasi rakyat jelata. Sementara Jokowi yang Kurus kerempeng, pernah miskin di masa lalunya, selalu berjalan kaki keluar masuk kampung, tak mau membalas serangan bertubi-tubi yang diarahkan padanya, Jokowi ibarat bumi yang dekat dengan imajinasi rakyat itu sendiri.
Dari wajah-wajah itu kita bisa dan boleh untuk menilai, menimbang-nimbang dan merenung-renungkannya, dari wajah-wajah rakyat jelata yang menatap wajah calon pemimpinnya itu kita bisa mengetahui hasrat dan keinginan mereka. Persaingan kursi capres antara Prabowo dan Jokowi telah membuat pentas politik negeri ini semakin meriah, rakyat semakin tertarik untuk mengamati, merenung-renungkannya sebelum akhirnya memutuskan pilihannya.
Antara Kesederhanaan dan Kemewahan, antara Militer dan Sipil, antara Trauma dan Harapan, antara kegagahan dan keramahan, wajah-wajah sekitarlah yang menilainya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
orang baik berkomentar baik